Tag cerpen tentang guru Aku dan Pak Iman. AKU DAN PAK IMAN. Semua orang yang mengenal Pak Iman, pasti menyukai beliau. Mulai dari murid-muridnya, bekas murid-muridnya, hingga rekan-rekan guru di sekolahnya. Rasanya Pak Iman cocok dijadikan panutan oleh semua orang. Ibarat malaikat, ia tidak memiliki suatu kekurangan apa pun. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Muridku, MalaikatkuOleh A. Deni Saputra Lampu malam masih temaram, jam dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam. Suara jemari tangan masih terdengar memukul-mukul keyboard komputer. Di samping kiri komputer tampak buku-buku pelajaran menumpuk. Di samping kanan, terdapat botol minum yang terlihat hampir setengahnya lagi, ditemani secangkir capucino. Sambil komat-kamit seorang laki-laki menatap tulisan yang ada di layar komputer. Buku sesekali dipegang dan ditaruh kembali. "Sudah slide terakhir," minum pun sudah kosong. Capucino hanya meninggalkan aromanya di cangkir. Namun, mata lelaki itu masih semangat memandang layar komputer. Dia seorang guru di salah satu sekolah swasta terkemuka di perbatasan Jakarta-Bekasi. Usia masih muda, berkaca mata, dan penunggu malam. Namanya adalah Bara. Ia masih memiliki semangat yang mem-Bara."Akhirnya selesai juga," sambil menekankan jari telunjuk ke tombol membawamu ke alamnya Berimajinasi semaunyaBara mengakhiri pekerjaannya dengan menulis sebait puisi yang selalu dilakukannya setiap malam. Dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 1 malam. Bara sudah mematikan komputernya untuk pergi ke alam imajinasinya. Mengistirahatkan fisik dan hatinya. Malam terus melaju dan meninggalkan kegelapan. 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Cerpen Selengkapnya

Ayatalquran tentang sabar – Sabar adalah salah satu akhlak terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim. Sabar adalah kemampuan seseorang dalam menahan diri dari sesuatu yang tidak disukai karena semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Kesabaran ini harus diarahkan dalam rangka ketaatan kepada Allah, yang meliputi bersabar dalam

Pendidikan dan moral adalah dua hal yang saling berkaitan. Pendidikan membentuk karakter dan moral seseorang, sehingga penting untuk memperkuat keduanya. Dalam cerpen, tema tentang pendidikan dan moral sering diangkat sebagai bagian dari pesan moral yang ingin disampaikan. Berikut adalah beberapa contoh cerpen tentang tema tersebut. 1. Kegiatan Belajar Mengajar yang Menyenangkan Cerpen ini menceritakan seorang guru yang pandai membuat kegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan bagi murid-muridnya. Dia mengajarkan pelajaran dengan cara yang kreatif dan interaktif, sehingga murid-muridnya lebih mudah memahami pelajaran. Selain itu, dia juga mengajarkan nilai-nilai moral kepada murid-muridnya, seperti kejujuran, kerja keras, dan saling menghargai. 2. Kesabaran dan Keteguhan dalam Mencapai Impian Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang memiliki impian untuk menjadi seorang dokter. Namun, dia sering merasa putus asa karena pelajaran kedokteran yang sulit dan berat. Namun, dengan didampingi oleh seorang guru yang sabar dan tekun, siswa tersebut belajar untuk tidak mudah menyerah dan terus berjuang untuk mencapai impiannya. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang kesabaran dan keteguhan dalam menghadapi rintangan. 3. Pentingnya Mempelajari Sejarah dan Budaya Cerpen ini menceritakan seorang guru yang mengajarkan pelajaran sejarah dan budaya kepada murid-muridnya. Dia memperkenalkan berbagai macam budaya dan tradisi, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui pelajaran tersebut, murid-muridnya belajar untuk menghargai keanekaragaman budaya dan sejarah yang ada di Indonesia. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya mempelajari sejarah dan budaya. 4. Kejujuran dan Kepedulian Terhadap Lingkungan Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang menemukan sampah plastik yang dibuang sembarangan di lingkungan sekolah. Dia memutuskan untuk mengumpulkan sampah tersebut dan membuangnya dengan benar. Melalui tindakan kecil tersebut, siswa tersebut mengajarkan nilai-nilai moral tentang kejujuran dan kepedulian terhadap lingkungan. 5. Menghargai Perbedaan dan Toleransi Antar Agama Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang berasal dari keluarga yang taat beragama. Dia berteman dengan seorang teman sekelas yang beragama berbeda dengannya. Meskipun ada perbedaan dalam keyakinan agama, mereka tetap saling menghargai dan belajar untuk toleransi. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai perbedaan dan toleransi antar agama. 6. Keberanian dan Solidaritas dalam Mengatasi Masalah Cerpen ini menceritakan sekelompok siswa yang menghadapi masalah di sekolah mereka. Mereka memutuskan untuk bekerja sama dan mengatasi masalah tersebut dengan keberanian dan solidaritas. Melalui tindakan tersebut, mereka mengajarkan nilai-nilai moral tentang keberanian dan solidaritas dalam mengatasi masalah. 7. Menghargai Hak dan Kewajiban Siswa Cerpen ini menceritakan seorang guru yang memperkenalkan hak dan kewajiban siswa kepada murid-muridnya. Dia mengajarkan bahwa setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, namun juga memiliki kewajiban untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai hak dan kewajiban siswa. 8. Menghargai Prestasi dan Kerja Keras Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang rajin belajar dan berhasil meraih prestasi yang baik di sekolah. Namun, dia sering di-bully oleh teman-temannya karena dianggap sombong. Melalui tindakan positif dan kerja keras, siswa tersebut akhirnya berhasil membuktikan bahwa dia pantas meraih prestasi tersebut. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai prestasi dan kerja keras. 9. Kesetiaan dan Persahabatan Cerpen ini menceritakan sekelompok siswa yang memiliki persahabatan yang kuat. Mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam keadaan suka maupun duka. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang kesetiaan dan persahabatan. 10. Menghargai Guru dan Orang Tua Cerpen ini menceritakan seorang siswa yang awalnya kurang menghargai guru dan orang tuanya. Namun, melalui pengalaman yang dia alami, dia belajar untuk menghargai guru dan orang tuanya yang selalu mendukungnya. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai moral tentang pentingnya menghargai guru dan orang tua. Kesimpulan Cerpen tentang tema pendidikan dan moral mengandung pesan moral yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat. Melalui cerita-cerita tersebut, pembaca dapat belajar tentang nilai-nilai moral yang penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, kesabaran, keberanian, dan solidaritas. Oleh karena itu, cerpen tentang tema pendidikan dan moral sangat penting diangkat sebagai bahan bacaan untuk generasi muda.

Anggitak suka dengan sekolah itu,karena di sekolah itu tidak menggunakan buku paket sebagai penunjang belajar dan hanya menggunakan lks sebagai bahan pembelajaran,maklum saja sekolah anggi kali ini kebanyakan murid yang orang tuanya berpenghasilan menengah ke bawah.Di sekolah itu anggi menjadi anak pemalas,tak pernah
Kisah Guru Yang Selalu Sabar Ketika Menghadapi SiswanyaDan Selalu Menginspirasi Serta Membuat SemangatOleh Rahmat Agung SuwarnoSuatu hari di sekolah tepatnya di dalam kelas ada pelajaran. Ada seorang siswa bernama Adhel. Dia sering protes di salah satu pelajaran yaitu pelajaran bersama Bu Sri Utami. Setiap hari terjadi begitu terus, entah apa yang dipikirkan Adhel. Lama kelamaaan si Rahmat Soebarno kesabarannya habis, dan dia menegur Adhel“Kenapa kamu selalu protes saat pelajaran? “Apa salah guru itu kepada kita?” tanya Rahmat. “Pelajarannya terlalu sulit terlalu, Gus,” jelas Adhel.“Astagfirullah, kalau pelajarannya terlalu rumit kamu bisa menjelaskan yang baik dengan Bu Sri Utami, bukan malah menegurnya seperti itu Adhel,” jelas RahmatTetapi dalam pelajaran lainnya Adhel tidak pernah protes. Hanya di pelajaran Bu Sri Utami saja. Hari berikutnya saat pelajaran itu lagi, kembali kelakuan Adhel seperti biasa. Dan kali ini Rahmat tidak menegur lagi. Karena malamnya Rahmat menge-chat Bu Sri Utami untuk menjelaskan semuanya“Bu, mohon maaf sebelumnya atas kejadian tadi saat pelajaran panjenengan ada teman yang protes. Saya berencana akan melaporkan ke Wali Kelas dan BK,“ jelas Rahmat.“Tidak usah Mat, santai aja. Kita menghadapi hal yang seperti itu kita harus bisa sabar,” kata Bu Sri Utami. Keesokan paginya, waktunya pelajarannya Bu Sri Utami. Selang beberapa menit di tengah-tengah pembelajaran, Bu Sri Utami berkata“Tolong biasakan kendalikan emosi. Siapa yang tidak menghormati gurunya, ilmu yang kalian dapat tidak akan bermanfaat dan tidak akan berkah. Jadi hormati Bapak dan Ibu Guru, supaya ilmu yang kalian dapat menjadi bermanfaat dan barokah, “ jelas Bu Sri hari kemudian pelajaran itu berhenti sementara, karena saat itu beliau ada tugas. Saya sangat merindukan pelajaran itu. Tiba-tiba Adhel menghampiri saya dan bertanya, “Gus, kamu merindukan pelajarannya Bu Ut?” tanya Adhel“Sebenarnya ya begitu, tapi beliau ada tugas, “ kata Rahmat“Bagaimana kabarnya Bu Ut?” tanya Adhel“Kenapa kamu menanyakan Bu Sri Utami? Dulu beliau saat di tengah-tengah kita, kamu selau protes dengan pelajaran beliau. Sekarang beliau tidak hadir kamu menanyakannya. Seharusnya kamu malu, “ kata Rahmat“Semoga Bu Sri Utami bisa hadir kembali ditengah-tengah kita lagi,” kata Rahmat dalam hati. Alhamdulillah memasuki semester 2 pembelajaran Bu Sri Utami mulai lagi dan sikap Adhelia sudah mulai berubah. Ketika pembelajaran Bu Sri Utami Adhelia sudah tidak protes lagi dan mengikuti pembelajaran itu dengan senang hati. Mulai masuk semester 2 ada cerita lagi. Cerita ini datang dari Mas Surisgai, Mas Fikri, dan Mbak Naila. Saat itu saat pelajaran Biologi sekaligus jadwal presentasi kelompoknya TRIO MARMUT, yaitu Mbak Sintya, Mbak Riang, Mbak Rizka, Mbak Vigma, dan Mas Diyo. Setelah mereka berpresentasi pasti ada pertanyaan dari Bu Sri Utami. Tiga siswa yang mendapat pertanyaan yaitu Mas Surisgei, Mas Fikri, dan Mbak Naila. Setelah itu mereka bertiga tidak dapat menjawab pertanyaan dari Bu Sri Utami. Terus Bu Sri Utami berkata, “Konsentrasi ya, kamu perlu konsentrasi. Your Foccus ya. Kalau kamu tidak fokus dan hanya mengomentari orang lain kamu akan kehilangan sesuatu, ilmunya hilang. Kalau susah konsentrasi, coba sholat 5 waktunya itu ditertibkan. Kalau sudah tertib itu Insya Allah akan ada peningkatan dalam diri kamu, “ jelas Bu Sri UtamiSetelah itu untuk mencairkan suasana beliau memutar lagu Tombo Ati karaoke. Siswa pertama yang menyanyikan adalah Mas Surisgei. Dan dari situlah Rahmad menamakan cerita itu dengan nama Kisah Kelas Dibalik Pelajaran Tombo Ati Kerinduan. Memang bagi Rahmad, pembelajaran beliau selalu menginspirasi. Bukan hanya Rahmad saja tapi siapa pun yang mengikuti pembelajaran bersama Bu Sri Utami akan merasakan kalau Bu Sri Utami adalah tokoh inspirasi. Suatu hari Rahmad pernah mengeluh, “Kenapa ya dari dulu nilai tetap begini. Ini salahku karena tidak belajar?“ kata Sri Utamu berkata,“ Wis tidak usah mengeluh, tetap berjuang. Seorang pendekar harus tangguh dan sabar, “ jelas Bu Sri BU Sri Utami adalah salah satu guru favorit Rahmad, tokoh inspirasi dan cerita ini pun diambil dari beliau yang sangat menginspirasi dan selalu membuat semangat. "Dari Bu Sri Utami saya belajar, bahwa semua manusia itu pasti akan mendapat ujian dari Allah. Bagaiman ketika kita diuji, jika kita diuji kita menghadapi ujian itu dengan kesabaran, tetap fokus untuk melangkah, tidak mengeluh, tetap tertib beribadah, Insya Allah kita akan bisa melampaui ujian itu itu dan bisa menuju kebahagiaan dan keberkahan dalam kehidupan," ujar RahmadBIO NARASI CERITA INI MENCERITAKAN TENTANG GURU YANG MENGINSPIRASI DAN YANG MEMBUAT SEMANGAT SISWANYA. KARENA GURU INI KESABARANNYA SANGAT MENGINSPIRASI. MAKA DARI ITU BBANYAK SISWA YANG SEMANGAT SAAT BEAJAR DENGAN BELIAU. 1 Tabah. 2) Baik hati. 3) Kasih sayang. 4) Sabar. 5) rajin. · Guru bertanyakan pelajar apakah yang mereka fahami melalui pembacaan cerpen tempang. · Guru mencungkil idea-idea daripada pelajar. · Guru dan murid membuat sumbang saran tentang perilaku baik yang terdapat dalam karya. · Guru meminta murid melengkapkan nilai-nilai yang terdapat
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamu'alaikum Wr. WbMembahas mengenai kesabaran seorang guru. Kesabaran merupakan suatu sikap yang ada pada diri seseorang yang mampu menahan dirinya agar tidak mudah melakukan tindakan yang salah. Kesabaran juga dapat diartikan sebagai ketelatenan seseorang dalam melakukan sesuatu. Bukan hanya itu kesabaran merupakan suatu sikap yang mampu menghadapi sesuatu yang sebenarnya sangat menjengkelkan hati seseorang. Sikap sabar ini perlu dimiliki oleh seorang guru. Mengapa demikian? Karena sebagai seorang guru kita harus sabar dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi di kehidupan sih kesabaran dari seorang guru itu? Ada beberapa aspek yang dapat dikategorikan sebagai kesabaran dari seorang guru. Yaitu seorang guru yg sabar menghadapi perkembangan dan pertumbuhan seorang siswa karena disini dari masing-masing siswa tingkat perkembangan dan pertumbuhannya itu tidak sama. Ada yang cepat dalam menangkap pelajaran dan ada juga yang lambat. Disini sikap sabar harus dimiliki oleh setiap guru. Bagaimana guru itu mampu mengatasi perbedaan daya tangkap guru harus sabar dalam mengajari siswa nya. Artinya guru ini harus sabar dalam memberikan pengetahuan pada siswa, karena terkadang ada siswa yang nakal atau tidak mau dikasih tau. Contohnya anak TK yang masih bersifat kekanak-kanakan. Nah ini bagaimana seorang guru itu harus sabar dalam memberikan pembelajaran pada siswanya. Maka dari itu kebanyakan guru TK bersifat sabar semua. Karena emang guru TK ini diuji kesabaran dalam membimbing anak didiknya yang masih masa peralihan atau masa masa awal masuk guru harus sabar dalam menghadapi karakteristik dari setiap anak didiknya. Dari anak didik yang satu dg yang lain itu berbeda-beda. Jadi, seorang guru harus mampu mengetahui karakteristik dari masing masing anak didiknya. Contohnya anak didik yang bersifat nakal, nah disini guru harus bisa mengendalikan emosinya agar tidak larut pada kemarahan yang mengakibatkan anak didiknya ketakutan. Bila anak didiknya itu nakal, maka hal yang harus dilakukan oleh seorang guru bukan memarahinya melainkan membimbingnya, menasihati dg sabarsupaya mau berubah ke jalan yang lebih baik lagi. Terkadang ada beberapa guru yang terbawa emosi dengan kenakalan anak didinya, sehingga ia lebih memilih untuk memarahinya daripada menasehati nya. Jika dilihat dari perkembangan sekarang siswa kebanyakan tidak suka dinasehati. Maka dari itu banyak guru-guru yang lebih memilih untuk mengerasi atau menghukum siswanya. Sebenernya hal itu bagus bagus saja. Cuman berilah hukuman yang setara, yang sesuai dengan perilakunya, yang tidak menyakiti siswanya. Akan tetapi alangkah baiknya jika guru itu mau mengajak bicara dulu siswa yang bermasalah tadi, kemudian menasehatinya pelan-pelan. Jika dengan hal itu masih belum bisa merubah sikapnya, barulah guru itu boleh memberikan. Hukuman sebagai bentuk ketika kita menjadi seorang guru sebaiknya tanamkan sikap sabar pada diri kita, karena seorang guruiti harus mempunyai sikap sabar. Sabar menghadapi tingkah laku anak didiknya, sabar dalam mengajari materinya, sabar dalam menghadapi ketidakpahaman siswanya, serta sabar dalam menghadapi apapun yang terjadi dalam diri anak didiknya.. Lihat Humaniora Selengkapnya
Selamatdatang dan selamat membaca di blog CERPEN MALAM, Cerita Lucu sebelumnya berjudul Nama Ibu Kamu Siapa, dan hari ini saya hadirkan postingan cerita lucu terbaru, seperti biasa, yg berjudul Baru Punya Handphone silahkan disimak baik-baik. Seorang wanita berjalan ke dealer Mobil Ferrari hanya untuk melihat-lihat. Tiba-tiba, dia melihat mobil Hai, Sobat Guru Penyemangat, sudahkah kamu mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional kepada Gurumu Tercinta?Semoga sudah, ya, karena ucapan tersebut adalah secarik apresiasi sederhana yang mudah untuk disampaikan namun memiliki kesan yang mendalam bagi seorang ucapan Hari Guru sampai ke telinga guru dari tulusnya perkataan siswa, seketika itu pula guru merasa lebih bahagia di hari bahagianya daripada itu, di sini pula ingin menghadirkan cerpen dengan tema Hari Guru tentang Hari Guru berikut berisikan tentang motivasi dan inspirasi seorang guru untuk membangun pemikiran para Silakan langsung disimak saja yaCerpen Tentang Hari Guru Mengapa Bukan Guru SajaOleh Ozy V. Alandika“Indah, coba kamu maju ke depan dan kerjakan soal berikut ini?”“Indah kan sudah bisa, Bu. Mengapa kok Indah lagi yang maju, Bu?”Bu Guru yang mendengar bantahan halus dari seorang siswinya itu sontak terdiam namun tetap tersenyum seraya melirik siswa lain yang kira-kira masih jarang untuk maju ke memang demikian. Sebagai seorang siswi SMP kelas IX tingkahnya cukup nyeleneh. Biarpun demikian, dia bukanlah siswa yang nakal. Remaja ini pun menghormati guru, bahkan ia selalu mendapat peringkat 7 besar selama dua tahun ya, karena satu tahun terakhir dia masuk kelas unggulan, sikapnya mulai berubah dan sering menguji tiga bulan yang lalu, seorang mahasiswi yang sedang praktik mengajar dibikin menangis oleh Indah. Sengaja ia lemparkan soal sulit untuk menguji kemampuan guru PPL.“Coba Faris saja ya yang membantu Ibu mengerjakan soal di papan tulis. Hitung-hitung menambah pahala ilmu. Hehe.”Bu Guru tidak ambil pusing dengan sikap Indah. Ia tidak mau merusak konsentrasi siswa sekelas hanya gara-gara ingin memojokkan Indah seorang. Sudah pasti nanti Indah akan ngelunjak dan emosinya makin Baca Cerpen Guruku Pahlawanku*“Indah, hari ini Ibu minta tolong kamu yang mengerjakan soal berikut, ya. Soalnya tidak sulit, kok. Kita mengulang materi sejenak. Agar apa yang kalian pelajari tetap berbekas di ingatan.”“Yang lain saja ya, Bu. Indah tadi kan nilainya sudah dapat 100. Rasanya Indah sudah cukup mengerti dengan materi pelajaran di papan tulis.”“Ya sudah, kali ini Ibu minta tolong kepada Alan untuk mengerjakan soal Matematika di papan tulis. Tolong buatkan jalannya juga ya.”Berbeda dengan Indah, Alan pun sontak langsung maju ke depan dengan ceria. Alasannya sungguh bisa ditebak, bahwa soal di papan tulis sangatlah mudah. Bahkan, agaknya siswa peringkat terakhir di kelas ini pun bisa mengerjakan soal tersebut dengan soal di papan tulis dikerjakan dengan benar, Bu Guru pun mulai mengajukan pertanyaan kepada siswa.“Anak-anak sekalian, pernahkah kalian melihat pedagang mangga di pasar tradisional?”“Pernah, Bu.”“Apakah mangganya dijamin manis?”“Ada yang manis, tapi ada pula yang asam, Bu.”“Nah, cobalah kalian amati pedagang tersebut. Walaupun menjual mangga yang manis, para pedagang tidak segan mengorbankan sebuah mangga untuk kemudian dicicipi oleh calon pembeli. Apakah kalian tahu alasannya?”“Demi bisa memastikan bahwa mangga tersebut benar-benar manis, iya kan, Bu?”“Lho, tapi kan tadi pedagangnya sudah bilang bahwa mangganya manis?”Anak-anak pun terdiam seraya mengangguk. Tanpa memberi penjelasan tambahan pun seisi kelas sudah sangat mengerti bahwa manisnya sebuah mangga tidaklah cukup diwakili dengan kata-kata. Harus ada pembuktian, yaitu dengan diuji.“Oke, anak-anak, jadi kalian sudah mengerti kan mengapa Ibu menguji kalian untuk mengerjakan soal di papan tulis?”“Mengerti, Bu.”Termasuk Indah. Indah pun mulai menata kembali fokusnya pada kelas itu. Dirinya mulai menerima penjelasan Bu Guru, tapi masih ada satu pertanyaan terbesar yang mengganjal Baca Cerpen Belajar di Rumah Selama Pandemi“Bu, Indah boleh bertanya, kah?”“Iya, Indah. Silakan.”“Begini, Bu. Ibu kan sudah tahu tentang jawaban benar maupun salah sebuah soal. Mengapa tidak Ibu saja yang langsung memberitahu kami mana jawaban yang benar? Bukankah hal tersebut lebih cepat dan simpel, Bu?”Bu Guru pun tersenyum seraya menghela napas. Dalam hatinya, ada segenggam syukur dan kesal yang saling berpadu. Bersyukur karena ada siswa yang aktif bertanya, namun sedikit kesal gara-gara tingkah seorang siswa yang sangat akhirnya, ia memaklumi bahwa begitulah kegiatan belajar-mengajar. Mirip seperti desain kehidupan yang diperankan oleh seluruh anggota kelas.“Wah, bagus ini pertanyaannya. Baiklah, Indah, pertanyaannya mau Ibu jawab dengan panjang atau singkat saja, nih?”“Panjang dong, Bu. Hehehe,” pungkas Indah seraya tersenyum lebar“Baiklah, anak-anak sekalian. Karena tadi kita sudah bahas mangga dan sekarang ini di desa masih musim mangga, maka kita ulas kembali soal mangga, ya? Hehehe. Begini, sebelum menjawab pertanyaan Indah, Ibu ada pertanyaan untuk kalian semua. Menurut kalian, mengapa kok pekebun mangga malah memilih untuk menjual mangganya ke pasar atau ke gudang buah?”“Tentu saja agar mendapat keuntungan, Bu?” jawab siswa serentak“Lho, bukannya mangga tersebut bisa dikonsumsi sendiri?” bantah Bu GuruPara siswa pun berpikir sejenak, dan hanya butuh beberapa detik, Indah pun langsung mengancungkan tangannya.“Waduh. Pasti bosan si pekebun mangga karena makan mangga tiap hari. Bisa jadi mereka juga akan mengalami kerugian.”“Nah, betul sekali. Pas jawabannya. Anak-anak sekalian, Bu Guru maupun seluruh guru di dunia ini tidak ada bedanya dengan pekebun mangga. Jika Ibu hanya memakan ilmu untuk diri Ibu sendiri, maka sudah barang tentu diri ini akan mengalami kerugian tersebab sedikitnya memberi manfaat kepada orang lain.”Siswa seisi kelas pun sudah sangat mengerti dengan analogi inspiratif yang Bu Guru sampaikan. Indah pula demikian. Seuntai tanyanya sudah dijawab tuntas oleh Bu Guru.“O ya, anak-anak. Perlu kalian ketahui, Mustafa Kemal Ataturk dalam kutipannya mengatakan bahwa guru itu laksana lilin yang rela membakar dirinya sendiri demi menerangi jalan orang lain. Jadi, sampai di sini, adakah nanti dari kalian yang ingin menjadi guru seperti Ibu?”Beberapa siswa pun mengancungkan tangan dengan bangga, karena ternyata cita-cta mereka memang ingin menjadi seorang guru.“Wah, kalau begitu, pada Hari Guru nanti kami perlu berusaha lebih dalam mengapresiasi dan membahagiakan guru, bukan begitu, Bu?” tanya seorang siswa“Salah, temanku. Mengapresiasi dan membahagiakan guru tidak perlu menunggu hingga Hari Guru tiba, bahkan semestinya kita lakukan setiap hari,” tegas IndahBel pun berbunyi sebagai penanda usainya pelajaran di kelasnya Indah dan kawan-kawan. Tampak seluruh siswa sudah lebih ceria dari sebelumnya, yang menandakan bahwa tidak ada lagi kebingungan di antara mereka.*TAMAT*Nah, demikianlah tadi secarik cerpen sederhana tentang kisah guru dan murid di dalam kelas yang bisa Guru Penyemangat sajikan dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional Tahun bermanfaat dan menginspirasi, ya. Membuatcerpen yang menarik tentunya tidaklah mudah. Walaupun tidak semua cerpen memiliki struktur namun biasanya dalam satu cerita memiliki 4 struktur. 1. Memahami Dengan Baik Tentang Cerpen. Sebagaimana diketahui bahwa dalam cerpen yang baik dan benar harus memiliki struktur dan undur yang tepat.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Suatu hari di gurun pasir yang tandus dan terpencil, hiduplah seorang guru bernama Tuan Surya. Tuan Surya adalah seorang guru yang penuh semangat dan berdedikasi tinggi untuk mendidik anak-anak di daerah itu, meskipun sulitnya kondisi di desa itu, anak-anak tinggal jauh dari pusat kota dan tidak memiliki akses yang mudah ke sekolah. Namun, Tuan Surya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah masa depan mereka. Ia ingin memberikan harapan dan inspirasi kepada Surya memulai perjalanan panjang dengan berjalan kaki setiap hari untuk sampai ke desa-desa yang tersebar di gurun pasir. Ia membawa buku, pena, dan semangat yang membara di dalam hatinya. Anak-anak di desa-desa itu sangat senang melihat kedatangan Tuan Surya. Mereka merasa terinspirasi oleh dedikasinya dan semangatnya yang tak pernah padam. Meskipun hanya memiliki sedikit sumber daya, Tuan Surya berusaha dengan segala cara untuk membuat pembelajaran menarik bagi anak-anak. Ia menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitarnya untuk membuat alat peraga sederhana, seperti papan tulis dari potongan kayu dan kapur tulis dari tanah gurun. Ia menciptakan permainan pendidikan yang menyenangkan dan interaktif, sehingga anak-anak terlibat dengan antusias dalam proses belajar. Suatu hari, saat sedang memberikan pelajaran tentang warna-warna, Tuan Surya bertanya kepada anak-anak, "Apakah kalian tahu apa itu pelangi?" Anak-anak menggelengkan kepala dengan polos. Mereka belum pernah melihat pelangi dalam hidup Surya dengan penuh antusiasme menjelaskan tentang keindahan pelangi dan berjanji bahwa suatu hari mereka akan melihat pelangi dengan mata kepala sendiri. Anak-anak pun tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang Surya memutuskan untuk membuat pelangi buatan dengan menggunakan kertas berwarna-warni dan memasangnya di depan kelas. Anak-anak melihat dengan takjub saat pelangi buatan itu terbentang di hadapan mereka. Mereka berteriak kegirangan dan bertepuk hari itu, setiap kali anak-anak belajar, mereka selalu diingatkan akan pelangi dan keindahannya. Tuan Surya selalu mengatakan kepada mereka, "Seperti bunga pelangi yang indah di gurun pasir ini, kalian adalah harapan dan masa depan desa ini. Teruslah belajar, berjuang, dan menjadi bunga pelangi yang menerangi dunia ini." Berita tentang Tuan Surya dan pelajaran menariknya dengan menggunakan bunga pelangi pun menyebar ke desa-desa tetangga. Para orang tua sangat terinspirasi oleh dedikasinya. Mereka mulai bekerja sama untuk mendirikan sekolah kecil di gurun pasir tersebut agar anak-anak mereka dapat belajar dengan lebih Pelangi di Gurun Pasir menjadi simbol harapan dan perubahan di daerah tersebut. Tuan Surya dan anak-anaknya terus berkarya dan menunjukkan bahwa dengan semangat dan ketekunan, segala hal yang tampak mustahil dapat ini mengajarkan nilai-nilai pendidikan, ketekunan, dan harapan. Ia menginspirasi pembaca untuk tetap berjuang dalam menghadapi kesulitan dan menjadikan pendidikan sebagai kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik. Lihat Cerpen Selengkapnya
PWHJO.
  • 2sluflqrxv.pages.dev/331
  • 2sluflqrxv.pages.dev/128
  • 2sluflqrxv.pages.dev/255
  • 2sluflqrxv.pages.dev/590
  • 2sluflqrxv.pages.dev/234
  • 2sluflqrxv.pages.dev/200
  • 2sluflqrxv.pages.dev/415
  • 2sluflqrxv.pages.dev/30
  • cerpen tentang guru yang sabar